Tumben aku memiliki perbincangan
yang begitu sentimental dengan seseorang, tentang bagaimana dia kehilangan
teman-temannya. Saat itu aku dan dia sedang mengunjungi sebuah tempat wisata
dengan pemandangan alam yang kegitu indah. Berada di tempat seperti ini selalu
mampu membuat manusia merasa melankoli dan kembali pada nilai-nilai dasarnya,
bahwa seseorang ingin untuk dimengerti, bahwa seseorang perlu orang lain untuk
menemaninya, bahwa seseorang memerlukan teman. Begitu pula cerita tentang teman
mengalir melalui mulutnya dan kami terbawa pada obrolan hingga perenungan yang
dalam.
Dia bercerita tentang masa
kecilnya dulu saat sekolah dasar. Saat itu dia memiliki beberapa teman
perempuan yang begitu akrab dengannya. Walaupun masih kecil, mereka sering
menghabiskan waktu bersama. Hubungan antar keluarga juga sangat baik sehingga
pertemanan mereka tetap terjaga. Namun semua berubah saat mereka harus berpisah
karena berbeda SMP. Mereka semakin jarang lagi bertemu dan pada akhirnya mereka
tidak lagi saling menghubungi. Bahkan sekarang pada saat komunikasi sudah
semakin mudah, namun tidak mudah untuk membangun kembali hubungan pertemanan
yang dulu tersebut.
Awal SMP, dia merasa ragu bisa
memiliki teman seakrab yang dia miliki dulu. Namun seiring dengan berjalannya
waktu, ada beberapa teman yang memiliki kecocokan dengannya dan mereka mulai
akrab. Seperti halnya teman baik, mereka melakukan banyak hal bersama, bermain,
belajar, dan saling mengutarakan isi hati. Layaknya remaja yang mulai mengenal
cinta, pertemanan dia dan temannya harus berguguran satu demi satu karena
seseorang lainnya. Dia diharuskan memilih antara cinta dan pertemanan. Dan begitulah
terkadang kita sering bingung, apabila itu cinta kenapa kita harus merasa tidak
bahagia. Pada saat itu dia harus kehilangan lagi teman-temannya.
Waktu kembali berlalu, dia
menjalani SMA dengan tidak memiliki teman yang begitu akrab lagi. Ada teman
yang diajak berbagi, namun itu seperti datang dan pergi. Tak ada yang benar
menetap sehari-hari. Hingga akhirnya kuliah dan sekarang dia akhirnya menemui
mereka yang benar-benar bisa saling mengerti. Hingga sekarang dia mencoba
mempertahankan hubungannya dengan orang-orang tersebut, yang akan diajak untuk
berbagi dalam suka dan duka.
Disana aku menyadari, bahwa
setiap orang membutuhkan teman dalam hidupnya. Dan teman tersebut, seperti
halnya banyak sesuatu berharga di dunia ini, mesti diusahakan dan
dipertahankan. Kita tidak bisa hanya diam saja sambil berharap mereka akan
tetap tinggal di hidup kita. Kita harus mau mendengar lebih, membantu lebih,
dan memberi lebih sesuatu juga kepada mereka, jangan hanya kita yang mengharapkan
mereka ada untuk hidup kita.
Bahkan ada seseorang yang
mengatakan penting untuk menyisihkan sedikit uang, waktu, dan tenaga kita untuk
teman-teman kita. Bukan masalah harganya, tapi maknanya, bahwa kita rela
mengorbankan apapun demi pertemanan kita tersebut. Kembali lagi, kita tidak
bisa memperbaiki sesuatu yang sudah berlalu dan tak guna juga menyesalinya. Yang
perlu kita lakukan adalah terus berjalan ke depan, memperbaiki atau memulai
sebuah hubungan pertemanan, dan mempertahankan hubungan tersebut.