Pria Bali

by - Agustus 17, 2019


Saat itu aku sedang mendengar keluhan seorang bapak yang mungkin usianya menginjak enam puluhan tahun itu. Dari catatan kesehatannya dia sudah berkali-kali ke tempat ini dengan keluhan yang beragam, mulai dari sakit kepala, mual muntah, nyeri sendi, batuk pilek atau sekadar meriang. Selalu saja sempat bapak itu datang ke sini dan biasanya dia akan duduk lama mengobrol dengan pasien lainnya di ruang tunggu. Kali ini wajah bapak terlihat lebih sedih dari biasanya, mungkin ada beban berat yang tidak bisa ditanggungnya lagi. Karena bapak tersebut merupakan pasien terakhir untuk siang ini maka iseng aku bertanya tentang kehidupan bapak tersebut dan seperti air yang mengalir deras dia menceritakan semua beban hidupnya. Beban sebagai pria Bali di tengah kehidupan dewasa ini.

Bapak memulai ceritanya dengan mengeluh tentang kondisi hidupnya yang ternyata setelah menginjak usia setua ini bukannya pekerjaannya semakin mudah karena ada anak-anak, justru sebaliknya, beban kehidupan masih dia yang menanggung. Bapak selalu membandingkan kondisinya sekarang dengan sewaktu usia dia muda. Bapak lahir di tengah keluarga petani dan masyarakat yang menjalani seluruh kegiatan adatnya dengan tekun. Sejak muda bapak sudah diajak oleh orang tuanya ke sawah untuk menggarap padi atau tanaman lainnya, karena itulah mata pencahariaan mayoritas penduduk pada masa itu. Setiap keluarga memiliki lahan tani yang cukup luas, mereka biasa saling membantu setiap musim tanam dan panen. Dan saling berbagi tiap ada keluarga yang gagal panen. Begitu juga saat ada kegiatan adat di banjar, bapak diajak oleh orang tuanya untuk “ngayah” di pura atau saat ada pernikahan, kematian, metatah, otonan, dan upacara lainnya. Semua aktivitas ini bapak lakukan walaupun terasa melelahkan karena kelak saat dia sudah menikah nanti bapaklah yang akan menggantikan posisi orang tuanya.

Di masyarakat dahulu, kegiatan masyarakat sebagai petani bisa berjalan mengimbangi kegiatan adat agama yang turut berjalan tiada henti. Warga dengan iklas melakukan semuanya, karena persembahan harus dilakukan tanpa pamrih. Mereka hidup dengan sederhana, asal bisa makan itu sudah cukup. Yang penting semua upacara bisa dijalankan. Setelah bapak menikah, selain mengurus keluarganya sendiri, secara otomatis seluruh tanggungjawab adat di masyarakat di tujukan kepadanya juga. Beban orang tua bapak sudah bisa lebih ringan karena ada yang menggantikan setelah puluhan tahun fisiknya terkuras. Dan puluhan tahun pula bapak bekerja keras membanting tulang, menjadi pria Bali yang harus menghidupi keluarga di tengah masyarakat dengan upacara adat yang begitu banyak.

Bapak mencoba meniru bagaimana cara orang tuanya membesarkan bapak dahulu dan berharap suatu saat anaknya sudah dewasa nanti bapak bisa bersantai. Namun semua tidak seperti yang diharapkan bapak. Bapak memiliki dua anak laki-laki yang menurut orang Bali memiliki anak laki adalah berkah bagi keluarga karena kelak mereka yang akan “mengurus” Pura di rumah. Tapi tidak seperti anak-anak jaman dahulu yang bisa diajak bertani, kedua anaknya tidak mau ikut di ajak ke sawah karena mereka malu saat diolok-olok oleh teman sekolah karena dikatakan anak petani. Memang benar, pada masa sekarang bertani sudah susah, bukan hanya karena pendapatan sedikit tapi juga sudah tidak ada yang mau “capek” bertani. Sebagian masyarakat bahkan menjual lahan pertanian mereka pada orang-orang kaya dari kota untuk dijadikan hotel dan villa. Hanya lahan tani bapak yang masih bertahan hingga sekarang. Banyak warga yang sudah beralih ke pariwisata seperti menjadi “gaid”, bekerja di hotel, di kapal pesiar, di bar, di travel atau tempat lainnya yang belakangan ini sedang begitu populernya karena banyak mendapat penghasilan.

Begitu juga dengan kedua anak laki-laki bapak. Yang satu bekerja di Kuta lalu setelah menikah ia bekerja di kapal pesiar, beda lagi dengan adiknya yang sejak lulus SMA sudah bekerja di salah satu restoran di Laut Karibia, entah dimana tempat itu berada bapak tidak tahu, yang bapak tahu setiap bulan jutaan uang akan masuk ke rekening bapaknya dan itu sudah bisa digunakan untuk membenarkan rumah, sanggah, memberi tetangga, bahkan membeli keperluan agar terlihat modern seperti sekarang ini.

Kedua anaknya pergi merantau, kembali menyisakan bapak berdua dengan istrinya. Juga harus mengurus istri anak pertamanya dan anaknya yang masih bayi. Bapak harus membantu mantunya yang masih belum berpengalaman, juga mengempu cucunya. Setelah itu, bapak mesti tetap menggarap lahan pertaniannya yang hampir tiap hari didatangi makelar yang mengincar tanahnya. Juga mengurus semua tetek bengek adat yang tidak bisa ditinggalkan. Di umur bapak yang sudah tidak muda lagi, dengan tenaga yang tidak prima lagi, bapak mesti menanggung beban yang lebih berat ketimbang sebelumnya.

Puncak kesedihan bapak yaitu saat istrinya meninggal karena sakit dan telah “diaben” satu minggu yang lalu, tanpa kehadiran kedua anaknya karena mereka berada di luar negeri bekerja. Rasa sedih dan sepi sangat dirasakan oleh bapak. Memang uang bapak dapatkan berlimpah dari kedua anaknya tapi bukanlah itu yang dia inginkan. Toh dahulu saat mereka tak punya apa mereka bisa hidup sederhana dan bahagia. Yang bapak inginkan hanya bisa berkumpul bersama kedua anaknya, menjalankan semua aktivitas adat bersama, seperti yang dia dan orang tuanya lakukan dahulu.

Tak terasa sudah sejam berlaku, bapak bercerita sambil meneteskan air matanya. Langit sudah semakin merangkak dan sepertinya aku terlalu larut dalam cerita bapak. Aku menyudahi obrolan itu, memberikan resep kepada bapak dan mendoakan semoga diberikan jalan terbaik untuk kehidupan bapak. Aku melihat jam sekali lagi dan terlintas gambaran kedua orang tuaku yang juga sudah mulai menua yang ku tinggal berdua di rumah.

You May Also Like

3 comments

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    BalasHapus
  3. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip
    100% Memuaskan ^-^

    BalasHapus