Need to be Listened

by - April 09, 2019


Sepertinya di masa sekarang sulit mencari orang atau teman yang bisa mendengar dengan baik apa yang ingin kita ceritakan, mendengar dengan tulus dan bukannya hanya sekadar. Terkadang bahkan kita hanya ingin didengar, tak perlu berusaha untuk bisa berkomentar atau memberi masukan karena mendengar saja sudah cukup.

Adalah sifat dasar setiap manusia ingin didengar dan dimengerti oleh orang lain. Kita mencari orang-orang yang bisa diajak berbagi dalam kondisi apapun. Ada waktu dimana kita ingin membagi setiap pengalaman yang kita miliki, entah itu dalam kondisi sedih atau bahagia. Kita ingin bercerita tentang pencapaian yang kita raih, masalah di keluarga, makanan yang kita suka, tempat yang ingin kita tuju, atau hal lainnya bahkan tentang hal sepele sekalipun. Pada saat itu, kita hanya ingin agar ada yang mendengarkan cerita kita.

Namun kenyataannya, saat kita ingin bercerita kepada seseorang, mereka tidak mendengarkannya dengan tulus. Mereka hanya mendengar seadanya, tanpa respon atau bahkan kontak mata. Parahnya, bahkan ada yang malah menanggapi pembicaraan kita dengan sok tahu bahwa dia mengetahui semua yang ingin kita bicarakan. Seolah-olah hal itu tidak begitu penting untuk didengarkan. Ada pula yang langsung memotong pembicaraan kita, tak memberi kesempatan untuk berbicara dan seolah hanya dia yang boleh didengarkan.

Mungkin hal ini karena menjadi pendengar yang baik tidak pernah diajarkan entah itu di sekolah maupun di rumah. Kita hanya dilatih untuk menjadi pembicara saja sehingga tidak tahu bagaimana mendengar dan menghargai orang lain. Padahal sebenarnya kemampuan mendengar sangat penting untuk dimiliki oleh semua orang. Mendengar dengan tulus menunjukkan bahwa kita menghormati orang yang berbicara dan dengan itu kita akan bisa belajar banyak dari orang tersebut.

Ada banyak hal penting yang sudah dianggap kecil oleh sebagian besar orang dan salah satunya ialah pentingnya menjadi pendengar yang baik. Mungkinkah karena kita sudah merasa tidak penting untuk memiliki kedekatan emosional dengan orang lain? Jika begitu, maka kita tak ubahnya seperti entitas yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Dan kemanusiaan tak ada lagi.

You May Also Like

0 comments