Photograph

by - April 20, 2019


People have easily captured every moment so they forget to enjoy it.

Aku menulis tentang ini saat menyadari banyak hal yang berubah pada kehidupan kita saat sekarang. Semenjak kita bisa dengan mudah mengabadikan setiap kejadian atau hal yang kita lakukan, kita jadi jarang meresapi dan menikmati kejadian tersebut. Kita menyibukkan diri untuk mengambil sebanyak-banyaknya gambar, tapi lupa untuk merasakan dimana kita berada pada saat itu.

Paling sering kita alami saat berkunjung ke sebuah tempat yang indah, baik sendiri ataupun bersama orang lain. Setelah berada disana, kita langsung mengambil kamera atau HP untuk mengabadikan setiap pemandangan disana lalu langsung beranjak pergi. Kita tak membiarkan diri ini untuk berdiam sejenak, menikmati sejuknya udara di sana, angin yang berhembus, tetesan air hujan, suara burung saling bersahutan, awan bergelantungan, bukit nan indah sejauh mata memandang. Mata kita hanya terfokus pada sebuah layar kecil dan melupakan apa yang ada di sekitar kita, bahkan untuk sekadar diam saja tidak bisa. Kita tak bisa merasakan sietiap hal yang ada di sekita kita itu jika hanya terpaku pada gambar yang kita ambil karena pengalaman itu harus dirasakan dan diresapi oleh diri sendiri. Jika hanya terpaku pada gambar, kita tak akan pernah bisa menikmati suasana tempat kita berada tersebut.

Tidak bisa dipungkiri memang seiring dengan semakin mudahnya kita mengabadikan sesuatu tersebut membuat kita selalu ingin menyimpan setiap kejadian yang terjadi. Baik untuk diri sendiri atau membagikannya kepada dunia melalui media sosial atau lainnya. Sepertinya sudah menjadi kewajiban untuk menunjukkan kepada orang banyak tentang pencapaian kita tersebut, seolah itulah sumber kebahagiaan pada masa sekarang ini. Kita bahagia apabila bisa membagikan banyak momen ke media sosial, entah saat sedang bepergian ke luar negeri, makan di tempat mewah, bertemu orang penting, membeli barang baru, atau yang lainnya. Tanpa perlu berpikir untuk meresapi setiap momen yang telah kita ambil tersebut.

Mungkinkah kita terlalu tenggelam dalam perkembangan teknologi atau sesuatu digital tersebut, sehingga tak perlu lagi tenggelam dalam momen yang kita buat? Atau kah tuntutan akan sumber kebahagiaan di masa sekarang ini yang membuat kita berlomba-lomba untuk mengabadikan momen tersebut? Sementara itu, mungkin saja karena anggapan bahwa ‘dalam hidup yang dijalani sekali ini setiap hal layak untuk diabadikan’, maka kita terus melihat bahwa setiap momen harus bisa disimpan. Namun jangan sampai kita kehilangan kesadaran untuk menikmati momen tersebut, dan kehilangan kesadaran bahwa kita hidup.

You May Also Like

0 comments