Photograph
“People have easily captured every moment
so they forget to enjoy it.”
Aku menulis tentang ini saat menyadari banyak hal yang
berubah pada kehidupan kita saat sekarang. Semenjak kita bisa dengan mudah
mengabadikan setiap kejadian atau hal yang kita lakukan, kita jadi jarang
meresapi dan menikmati kejadian tersebut. Kita menyibukkan diri untuk mengambil
sebanyak-banyaknya gambar, tapi lupa untuk merasakan dimana kita berada pada
saat itu.
Paling sering kita alami saat berkunjung ke sebuah tempat
yang indah, baik sendiri ataupun bersama orang lain. Setelah berada disana,
kita langsung mengambil kamera atau HP untuk mengabadikan setiap pemandangan
disana lalu langsung beranjak pergi. Kita tak membiarkan diri ini untuk berdiam
sejenak, menikmati sejuknya udara di sana, angin yang berhembus, tetesan air
hujan, suara burung saling bersahutan, awan bergelantungan, bukit nan indah
sejauh mata memandang. Mata kita hanya terfokus pada sebuah layar kecil dan
melupakan apa yang ada di sekitar kita, bahkan untuk sekadar diam saja tidak
bisa. Kita tak bisa merasakan sietiap hal yang ada di sekita kita itu jika
hanya terpaku pada gambar yang kita ambil karena pengalaman itu harus dirasakan
dan diresapi oleh diri sendiri. Jika hanya terpaku pada gambar, kita tak akan
pernah bisa menikmati suasana tempat kita berada tersebut.
Tidak bisa dipungkiri memang seiring dengan semakin
mudahnya kita mengabadikan sesuatu tersebut membuat kita selalu ingin menyimpan
setiap kejadian yang terjadi. Baik untuk diri sendiri atau membagikannya kepada
dunia melalui media sosial atau lainnya. Sepertinya sudah menjadi kewajiban
untuk menunjukkan kepada orang banyak tentang pencapaian kita tersebut, seolah itulah
sumber kebahagiaan pada masa sekarang ini. Kita bahagia apabila bisa membagikan
banyak momen ke media sosial, entah saat sedang bepergian ke luar negeri, makan
di tempat mewah, bertemu orang penting, membeli barang baru, atau yang lainnya.
Tanpa perlu berpikir untuk meresapi setiap momen yang telah kita ambil
tersebut.
Mungkinkah kita terlalu tenggelam
dalam perkembangan teknologi atau sesuatu digital tersebut, sehingga tak perlu
lagi tenggelam dalam momen yang kita buat? Atau kah tuntutan akan sumber
kebahagiaan di masa sekarang ini yang membuat kita berlomba-lomba untuk
mengabadikan momen tersebut? Sementara itu, mungkin saja karena anggapan bahwa ‘dalam
hidup yang dijalani sekali ini setiap hal layak untuk diabadikan’, maka kita
terus melihat bahwa setiap momen harus bisa disimpan. Namun jangan sampai kita
kehilangan kesadaran untuk menikmati momen tersebut, dan kehilangan kesadaran
bahwa kita hidup.
0 comments