Keep up Our Friends

by - April 21, 2019


Tumben aku memiliki perbincangan yang begitu sentimental dengan seseorang, tentang bagaimana dia kehilangan teman-temannya. Saat itu aku dan dia sedang mengunjungi sebuah tempat wisata dengan pemandangan alam yang kegitu indah. Berada di tempat seperti ini selalu mampu membuat manusia merasa melankoli dan kembali pada nilai-nilai dasarnya, bahwa seseorang ingin untuk dimengerti, bahwa seseorang perlu orang lain untuk menemaninya, bahwa seseorang memerlukan teman. Begitu pula cerita tentang teman mengalir melalui mulutnya dan kami terbawa pada obrolan hingga perenungan yang dalam.

Dia bercerita tentang masa kecilnya dulu saat sekolah dasar. Saat itu dia memiliki beberapa teman perempuan yang begitu akrab dengannya. Walaupun masih kecil, mereka sering menghabiskan waktu bersama. Hubungan antar keluarga juga sangat baik sehingga pertemanan mereka tetap terjaga. Namun semua berubah saat mereka harus berpisah karena berbeda SMP. Mereka semakin jarang lagi bertemu dan pada akhirnya mereka tidak lagi saling menghubungi. Bahkan sekarang pada saat komunikasi sudah semakin mudah, namun tidak mudah untuk membangun kembali hubungan pertemanan yang dulu tersebut.

Awal SMP, dia merasa ragu bisa memiliki teman seakrab yang dia miliki dulu. Namun seiring dengan berjalannya waktu, ada beberapa teman yang memiliki kecocokan dengannya dan mereka mulai akrab. Seperti halnya teman baik, mereka melakukan banyak hal bersama, bermain, belajar, dan saling mengutarakan isi hati. Layaknya remaja yang mulai mengenal cinta, pertemanan dia dan temannya harus berguguran satu demi satu karena seseorang lainnya. Dia diharuskan memilih antara cinta dan pertemanan. Dan begitulah terkadang kita sering bingung, apabila itu cinta kenapa kita harus merasa tidak bahagia. Pada saat itu dia harus kehilangan lagi teman-temannya.

Waktu kembali berlalu, dia menjalani SMA dengan tidak memiliki teman yang begitu akrab lagi. Ada teman yang diajak berbagi, namun itu seperti datang dan pergi. Tak ada yang benar menetap sehari-hari. Hingga akhirnya kuliah dan sekarang dia akhirnya menemui mereka yang benar-benar bisa saling mengerti. Hingga sekarang dia mencoba mempertahankan hubungannya dengan orang-orang tersebut, yang akan diajak untuk berbagi dalam suka dan duka.

Disana aku menyadari, bahwa setiap orang membutuhkan teman dalam hidupnya. Dan teman tersebut, seperti halnya banyak sesuatu berharga di dunia ini, mesti diusahakan dan dipertahankan. Kita tidak bisa hanya diam saja sambil berharap mereka akan tetap tinggal di hidup kita. Kita harus mau mendengar lebih, membantu lebih, dan memberi lebih sesuatu juga kepada mereka, jangan hanya kita yang mengharapkan mereka ada untuk hidup kita.

Bahkan ada seseorang yang mengatakan penting untuk menyisihkan sedikit uang, waktu, dan tenaga kita untuk teman-teman kita. Bukan masalah harganya, tapi maknanya, bahwa kita rela mengorbankan apapun demi pertemanan kita tersebut. Kembali lagi, kita tidak bisa memperbaiki sesuatu yang sudah berlalu dan tak guna juga menyesalinya. Yang perlu kita lakukan adalah terus berjalan ke depan, memperbaiki atau memulai sebuah hubungan pertemanan, dan mempertahankan hubungan tersebut.

You May Also Like

0 comments