Aku
begitu melankoli hari ini. Aku memandang kehidupan sebagai sesuatu yang
entahlah, akupun tak mampu mendeskripsikannya. Mungkin kadar serotoninku sedang
rendah, aku merasa sedikit depresi.
Kehidupan
terdiri atas serangkaian kejadian baik, buruk, terdiri dari orang beraneka
ragam.
Aku
merasa rindu. Rindu dengan masa lalu. Rindu mengetahui semua hal dalam hidup
ini. Rindu mengetahui sejarah masa lalu. Rindu dengan kebaikan.
Aku
mengutuk orang-orang yang tak punya hati. Memiliki kuasa, pengetahuan, tapi tak
menggunakan hati. Sesukanya menindas orang yang lemah.
Aku
ingin memiliki peran. Ingin memberi sedikit perubahan dalam kehidupan. Ingin
memiliki makna.
(2016)
Aku
masih merasa melankoli, tidak ada ubahnya seperti hari yang lalu. Kesedihan masih
bergelayut manja di antara hari-hari yang semakin hampa. Kesunyian menjadi
temannya. Berdua menari-menari di atas hari yang semakin sepi. Rasa sepi adalah
sahabat sejati seorang manusia.
Bukan
hanya depresi, tapi rasa cemas, panik, takut, semua berkumpul jadi satu. Untung
saja tidak sampai psikotik. Tekanan demi tekanan terus berdatangan membuat
sakit muncul menuju permukaan.
Rasa
sedih juga muncul tanpa diundang, sedih meratapi keadaan. Sementara keadaan
yang selalu diratapi, tak pernah peduli. Dia terus saja berjalan mesra bersama
waktu, meninggalkan mereka yang tak suka atau suka padanya. Menyisakan kenangan
pahit atau ingatan manis terserah dari yang menanggungnya.
Betapa
senangnya menjadi anak kecil yang belum menjadi budak ingatan. Tak ada penyesalan
juga keraguan. Dunia seperti tempat bermain tak berkesudahan.
Aku
sudah berhenti mengutuk orang lain. Biarlah orang lain punya dunianya sendiri,
asal tidak merusak dunia orang lain. Kalau pun sampai merusak, biar saja, toh
pada akhirnya semua akan lebur. Sementara aku lebih senang mengutuk diri
sendiri. Diri yang tak tahu diri dan hanya mau menang sendiri. Diri yang hanya
bisa bermimpi, yang lebih senang tidur di atas tikar daripada bekerja mencari
gelar.
Aku
sudah berhenti mencari peran atau berusaha merubah dunia. Dunia biarlah seperti
apa adanya. Lebih enak menjadi penonton daripada pemeran utama. Penonton bisa
menghina, melempar, atau meninggalkan jika dunia tak sesuai hatinya. Dan jika
makna adalah sesuatu yang membuat manusia hidup, maka aku sudah lama mati.
(2019)