Sejak Kapan Hati Nurani Ditemukan?

by - Agustus 17, 2019


Dalam sejarah peradaban manusia, kita temukan ada banyak tragedi kemanusiaan yang terjadi. Seperti peperangan, perbudakan, pembunuhan, tanpa belas kasihan mereka yang memiliki kuasa dapat melakukan hal semena-mena kepada mereka yang lemah. Dunia terdapat banyak kejahatan seolah tidak ada rasa bersalah dalam melakukan tindakan tersebut. Semua hal itu berlangsung dalam waktu yang lama dari generasi ke generasi, dari satu pemerintahan ke pemerintahan yang lainnya. Seolah perpindahan kekuasaan hanya seperti formalitas untuk memindahkan kejahatan yang dilakukan pada masanya.

Lalu muncul suatu masa dimana agama ditemukan dan tumbuh di tengah-tengah masyarakatnya dengan caranya masing-masing. Mereka mempengaruhi manusia tentang bagaimana dalam menjalani kehidupan. Namun entah ada apa dengan semua konsep yang diberikan di dalamnya karena semua itu tetap tidak bisa menumpas kejahatan yang ada dalam peradaban manusia. Malah, agama digunakan sebagai tameng untuk memuaskan nafsu akan kekuasaan dan harta yang ada dalam diri para penguasa. Setiap orang merasa agamanya yang paling benar dan berhak untuk menguasai dunia ini. Lalu apa yang salah dengan semua ini?

Keresahan yang dialami oleh manusia yang mendambakan suatu dunia yang ideal dan dipenuhi oleh kebaikan ini memunculkan suatu konsep yang disebut dengan hati nurani. Mereka mengatakan bahwa setiap manusia sebenarnya memiliki jiwa kebaikan dalam dirinya masing-masing dan ini disebut hati nurani. Dengan ini kita bisa membedakan baik dan buruk, benar dan salah. Begitu juga karena itu kita sepakat bahwa membunuh orang yang tidak bersalah itu salah, menyiksa anak kecil, memperkosa perempuan, dan hal buruk lainnya seharusnya dilarang. Atau peperangan, membiarkan warga kelaparan, juga sebuah kesalahan dalam sebuah pemerintahan. Hal inilah yang didasari untuk membuat sebuah aturan dalam sebuah peradaban untuk menjamin setiap warga yang hidup di dalamnya bisa hidup dengan baik dan bahagia tanpa kejahatan. Hati Nurani tidak memiliki agama, negara, ras, suku, atau golongan apapun. Ia berlaku bagi semua manusia dan dijadikan dasar berlaku bagi setiap insannya. Dan begitulah kita berharap mereka bisa menjadi solusi bagi setiap kejahatan yang ada di dunia.

Namun, realita yang terjadi sekarang ini setelah ribuan tahun manusia hidup di dunia ini tetapi masih saja tidak mampu membuat kebaikan menjadi dasar bagi kehidupan seluruh manusia. Konsep agama dan hati nurani tidak bisa memuaskan nafsu manusia akan kekuasaan dan harta dunia. Kejahatan masih tetap ada hanya saja caranya yang berbeda. Perbudakan, pembunuhan, perusakan, kebodohan, semua tetap langgeng di dunia namun caranya saja yang lebih halus. Manusia masih mengganggap bahwa mereka lebih tinggi dari manusia lainnya dan bebas melakukan apa saja terhadap mereka yang lemah tersebut. Manusia masih suka melihat ada kejahatan di dunia ini.

Lalu setelah itu, apa yang akan kita jadikan dasar lagi untuk membinasakan kejahatan yang ada di dunia ini setelah konsep tentang hati nurari menjadi tidak berguna?

---

Atau mungkin, tidak semua manusia menyukai kebaikan dalam dunia ini. Mungkin saja semua manusia memang memiliki hati nurani dan bisa membedakan baik dan buruk, namun tidak semuanya ingin mengikuti hati nurani tersebut. Mereka dengan sengaja berlaku sesuatu yang bertentangan dengan panggilan hati dan berbuat sewenang-wenang. Mereka hanya mementingkan kebahagiaan diri semata dan tidak merasa bersalah saat harus merugikan orang lain, dan memang memulih untuk melakukan hal tersebut. Orang ini tidak menyukai jika hanya ada kebaikan karena itu membosankan dan tidak mendatangkan kebahagiaan dalam hidupnya. Karena mereka justru bahagia saat hanya dirinya sendiri yang senang sedang yang lain menderita, mengalahhkan hati nurani mereka sendiri.

Atau kemungkinan lainnya, bahwa hati nurani itu tidak benar-benar ada. Tidak ada yang Namanya pemahaman yang bersifat sama tentang baik buruk dan benar salah. Tidak semua orang memiliki dengan tingkatan yang sama, yang mampu menciptakan sebuah dunia dengan kebaikan bersama. Mereka tidak bisa membedakan benar salah sehingga tidak merasa bersalah saat berlaku semena-mena. Mreka memilih jalan yang bertentangan dengan nilai kebaikan kaena hal itu lebih mudah dilakukan. Mereka mencuri, berbohong, menyiksa, membunuh, memulai peperangan, menjarah harta orang lain. Semua dilakukan hanya demi kepentingan mereka sendiri. Dan ini dilakukan dengan sengaja. Tidak ada lagi asas untuk mengutamakan nilai kebaikan dalam hidup mereka. Kejahatan ada untuk mengimbangi kebaikan yang ada di dunia ini.

Atau mungkin memang harus seperti itu. Seperti halnya setiap hal yang saling berpasangan dan bersandingan dalam hidup ini. Terang gelap, siang malam, atas bawah, berat ringan, laki-laki perempuan, besar kecil, baik buruk, benar salah. Satu ada karena yang lain ada. Satu ada untuk melengkapi yang lainnya. Seorang dikatakan baik karena ada yang buruk. Kita tak bisa mengenal terang jika tak tahu gelap.

Jika memang seperti itu maka tak akan ada bedanya kehidupan masa sekarang dengan masa-masa sebelumnya. Akan selalu ada kejahatan dalam dunia ini sebagaimanapun kita mencoba mengatasinya. Entah dengan atas nama agama, Tuhan, hati nurani, atau yang lainnya. Dan semua diputuskan pada hati manusia masing-masing, apakah kita akan memilih disisi kebaikan atau kegelapan. Dan saat itu terjadi, biarlah itu terjadi seperti apa adanya.

You May Also Like

1 comments

  1. numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    BalasHapus