Sejak Kapan Hati Nurani Ditemukan?
Dalam sejarah
peradaban manusia, kita temukan ada banyak tragedi kemanusiaan yang terjadi.
Seperti peperangan, perbudakan, pembunuhan, tanpa belas kasihan mereka yang
memiliki kuasa dapat melakukan hal semena-mena kepada mereka yang lemah. Dunia
terdapat banyak kejahatan seolah tidak ada rasa bersalah dalam melakukan
tindakan tersebut. Semua hal itu berlangsung dalam waktu yang lama dari
generasi ke generasi, dari satu pemerintahan ke pemerintahan yang lainnya.
Seolah perpindahan kekuasaan hanya seperti formalitas untuk memindahkan
kejahatan yang dilakukan pada masanya.
Lalu muncul suatu
masa dimana agama ditemukan dan tumbuh di tengah-tengah masyarakatnya dengan
caranya masing-masing. Mereka mempengaruhi manusia tentang bagaimana dalam
menjalani kehidupan. Namun entah ada apa dengan semua konsep yang diberikan di
dalamnya karena semua itu tetap tidak bisa menumpas kejahatan yang ada dalam
peradaban manusia. Malah, agama digunakan sebagai tameng untuk memuaskan nafsu
akan kekuasaan dan harta yang ada dalam diri para penguasa. Setiap orang merasa
agamanya yang paling benar dan berhak untuk menguasai dunia ini. Lalu apa yang
salah dengan semua ini?
Keresahan yang
dialami oleh manusia yang mendambakan suatu dunia yang ideal dan dipenuhi oleh
kebaikan ini memunculkan suatu konsep yang disebut dengan hati nurani. Mereka
mengatakan bahwa setiap manusia sebenarnya memiliki jiwa kebaikan dalam dirinya
masing-masing dan ini disebut hati nurani. Dengan ini kita bisa membedakan baik
dan buruk, benar dan salah. Begitu juga karena itu kita sepakat bahwa membunuh
orang yang tidak bersalah itu salah, menyiksa anak kecil, memperkosa perempuan,
dan hal buruk lainnya seharusnya dilarang. Atau peperangan, membiarkan warga
kelaparan, juga sebuah kesalahan dalam sebuah pemerintahan. Hal inilah yang
didasari untuk membuat sebuah aturan dalam sebuah peradaban untuk menjamin
setiap warga yang hidup di dalamnya bisa hidup dengan baik dan bahagia tanpa
kejahatan. Hati Nurani tidak memiliki agama, negara, ras, suku, atau golongan
apapun. Ia berlaku bagi semua manusia dan dijadikan dasar berlaku bagi setiap
insannya. Dan begitulah kita berharap mereka bisa menjadi solusi bagi setiap
kejahatan yang ada di dunia.
Namun, realita
yang terjadi sekarang ini setelah ribuan tahun manusia hidup di dunia ini
tetapi masih saja tidak mampu membuat kebaikan menjadi dasar bagi kehidupan
seluruh manusia. Konsep agama dan hati nurani tidak bisa memuaskan nafsu
manusia akan kekuasaan dan harta dunia. Kejahatan masih tetap ada hanya saja
caranya yang berbeda. Perbudakan, pembunuhan, perusakan, kebodohan, semua tetap
langgeng di dunia namun caranya saja yang lebih halus. Manusia masih
mengganggap bahwa mereka lebih tinggi dari manusia lainnya dan bebas melakukan
apa saja terhadap mereka yang lemah tersebut. Manusia masih suka melihat ada
kejahatan di dunia ini.
Lalu setelah itu,
apa yang akan kita jadikan dasar lagi untuk membinasakan kejahatan yang ada di
dunia ini setelah konsep tentang hati nurari menjadi tidak berguna?
---
Atau mungkin,
tidak semua manusia menyukai kebaikan dalam dunia ini. Mungkin saja semua
manusia memang memiliki hati nurani dan bisa membedakan baik dan buruk, namun
tidak semuanya ingin mengikuti hati nurani tersebut. Mereka dengan sengaja
berlaku sesuatu yang bertentangan dengan panggilan hati dan berbuat
sewenang-wenang. Mereka hanya mementingkan kebahagiaan diri semata dan tidak
merasa bersalah saat harus merugikan orang lain, dan memang memulih untuk
melakukan hal tersebut. Orang ini tidak menyukai jika hanya ada kebaikan karena
itu membosankan dan tidak mendatangkan kebahagiaan dalam hidupnya. Karena
mereka justru bahagia saat hanya dirinya sendiri yang senang sedang yang lain
menderita, mengalahhkan hati nurani mereka sendiri.
Atau kemungkinan
lainnya, bahwa hati nurani itu tidak benar-benar ada. Tidak ada yang Namanya
pemahaman yang bersifat sama tentang baik buruk dan benar salah. Tidak semua
orang memiliki dengan tingkatan yang sama, yang mampu menciptakan sebuah dunia
dengan kebaikan bersama. Mereka tidak bisa membedakan benar salah sehingga
tidak merasa bersalah saat berlaku semena-mena. Mreka memilih jalan yang
bertentangan dengan nilai kebaikan kaena hal itu lebih mudah dilakukan. Mereka
mencuri, berbohong, menyiksa, membunuh, memulai peperangan, menjarah harta
orang lain. Semua dilakukan hanya demi kepentingan mereka sendiri. Dan ini
dilakukan dengan sengaja. Tidak ada lagi asas untuk mengutamakan nilai kebaikan
dalam hidup mereka. Kejahatan ada untuk mengimbangi kebaikan yang ada di dunia
ini.
Atau mungkin
memang harus seperti itu. Seperti halnya setiap hal yang saling berpasangan dan
bersandingan dalam hidup ini. Terang gelap, siang malam, atas bawah, berat
ringan, laki-laki perempuan, besar kecil, baik buruk, benar salah. Satu ada
karena yang lain ada. Satu ada untuk melengkapi yang lainnya. Seorang dikatakan
baik karena ada yang buruk. Kita tak bisa mengenal terang jika tak tahu gelap.
Jika memang
seperti itu maka tak akan ada bedanya kehidupan masa sekarang dengan masa-masa
sebelumnya. Akan selalu ada kejahatan dalam dunia ini sebagaimanapun kita
mencoba mengatasinya. Entah dengan atas nama agama, Tuhan, hati nurani, atau
yang lainnya. Dan semua diputuskan pada hati manusia masing-masing, apakah kita
akan memilih disisi kebaikan atau kegelapan. Dan saat itu terjadi, biarlah itu
terjadi seperti apa adanya.
1 comments
numpang promo ya gan
BalasHapuskami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*