Buku - Men Coblong dan Koplak
Aku menulis ini
setelah menghadiri acara peluncuran buku kembar buncing “Men Coblong” dan
“Koplak” karya Oka Rusmini. Seorang penulis berasal dari Bali yang telah
melahirkan banyak buku dan mendapatkan berbagai penghargaan. Di acara tersebut
aku mendengarkan tentang bagaimana dua buah karya ini tercipta oleh Oka Rusmini,
dari dua narasumber yang membedah dengan dalam kedua isi buku tersebut.
Di buku “Men
Coblong” diceritakan tentang kumpulan kegelisahan seorang ibu yang hidup di
Bali pada masa sekarang, dengan berbagai perkembangan yang begitu pesat dan
menimbulkan banyak permasalahan. Banyak realita kehidupan dan perkembangan itu
yang menimbulkan dampak bagi manusia yang hidup di era kemajuan ini. Beberapa
hal yang mengusik ketenangan seorang ibu seperti rasa pesimis terhadap negara
dan pemerintah yang bukannya mensejahterakan warganya justru memberikan banyak
aturan yang berbelit-belit. Juga tentang “esensi menjadi manusia modern itu
ditunjukkan dengan eksis di media sosial”, dan tentang korupsi yang tidak
pernah habis di negeri ini.
Buku “Men Coblong”
merupakan sebuah fiksi karena karakter yang ditulis disana tidak nyata,
walaupun sebenarnya menggambarkan seorang Oka Rusmini tersebut. Di buku ini
terdapat beberapa esai yang membahas tentang bagaimana kehidupan dan
kegelisahan sehari-hari dari Men Coblong.
Buku kedua yang
berjudul “Koplak” menceritakan tentang seorang kepala desa yang sudah ditinggal
oleh istrinya yang tidak merasa nyaman lagi melihat realita dunia sekarang ini,
dimana orang-orang berlomba-lomba mencari jabatan demi uang dan kekuasaan. Dia
merindukan suasana desa seperti dahulu yang penuh dengan ketenangan dan
kedamaian tanpa banyak terusik dengan kenyataan dunia luar. Dia memiliki
seorang putri bernama Ni Luh Putu Kemitir yang memiliki usaha makanan di kota.
Namun karena kesenjangan yang begitu lebar antara dia yang masih terkesan kuno dengan
anaknya yang telah mengenal dunia modern membuat banyak permasalahan dan
kegelisahan muncul dalam diri Koplak.
Seiring
berjalannya waktu, Koplak kembali bersaing memperebutkan posisi kepala desa
dengan dua orang calon lainnya. Yang satu merupakan anak muda dengan pekerjaan
yang sukses dan yang kedua seorang pria yang memiliki keahlian berbicara dan
meyakinkan banyak orang-orang. Terheran-heran Koplak saat memikirkan bagaimana
mungkin dua orang yang tidak pernah diam di desa tersebut mungkin bisa memimpin
desanya. Sungguh kekuasaan dan uang mampu menggoda banyak orang untuk
mendapatkannya.
Koplak melihat
dunia sekarang penuh dengan kebohongan dan manipulasi. Banyak orang memalsukan
diri hanya demi terlihat baik di mata orang lain. Menurut dia hidup itu sederhana,
hidup di desa asal bisa makan saja sudah cukup. Tidak seperti orang sekarang
yang mesti memiliki ini itu untuk dapat bahagia. Begitu juga dengan penampilan,
sampai sekarang Koplak tidak masalah terlihat seperti orang kuno, dari pada
memoles diri sedemikian rupa agar terlihat tampan. Koplak menjadi gambaran
orang yang lurus, polos, bertolakbelakang dengan karakter orang jaman sekarang
ini.
Setelah membaca
kedua buku ini, aku tidak hanya terkesan denga isi bukunya, tapi juga dengan
sosok Oka Rusmini. Beliau yang telah menulis sejak di bangku sekolah hingga
menjadi seorang penulis dengan segudang prestasi seperti sekarang ini. Dan tips
untuk menjadi seorang penulis ialah menulislah. Menulis saja dulu lalu
dipikirkan isinya belakangan. Untuk menambah wawasan dalam menulis kita juga
mesti banyak membaca. Salam literasi.
1 comments
numpang promo ya gan
BalasHapuskami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*