• Home
  • About
  • Contact
    • Category
    • Category
    • Category
  • Shop
  • Advertise
facebook twitter instagram pinterest bloglovin Email

Wirga Wirgunatha

Carpe Diem


Sebagian besar dari kita sering melontarkan pertanyaan tentang apa yang terjadi setelah kematian namun belum pernah mendapat jawaban yang memuaskan. Ada kepercayaan yang meyakini bahwa setelah kematian jiwa kita akan menuju ke alam yang lebih tinggi yang disebut alam spiritual namun ada pula yang tidak mempercayainya. Kita tidak akan mempercayai sesuatu yang tidak kita alami. Begitu pula yang dirasakan oleh Eben Alexander seorang dokter bedah saraf dari Virginia, Amerika yang mengalami mati suri selama satu minggu dan membawanya pada sebuah pengalaman spiritual hingga merubah seluruh cara pandangnya terhadap dunia. Sebagai seorang dokter yang berpandangan ilmiah tentunya sulit baginya untuk mempercayai hal yang berbau mistis namun pengalamannya berada di alam yang berbeda tersebut membuatnya sadar bahwa ada hal lain di luar alam material yang kita jalani ini.

Dalam buku yang sangat mengesankan ini digambarkan beberapa kepingan cerita yaitu bagaimana masa lalu Eben Alexander saat masih kecil hingga dia menjadi seorang dokter, lalu apa yang terjadi pada tubuh fisiknya saat dia mengalami koma dan bagaimana dukungan dari seluruh anggota keluaranya, serta apa yang dia temui saat berada di alam baka sana. Pengalaman ini dimulai pada saat suatu hari Eben tiba-tiba mengalami koma setelah terkena infeksi meningitis bakteri E.coli (penyakit yang sangat jarang). Dia awalnya mengalami nyeri yang begitu hebat, kejang-kejang dan akhirnya tidak sadarkan diri.

Eben menceritakan bahwa alam spiritual yang ia temui terdiri dari beberapa bagian. Yang pertama ia menyebutnya Pandangan Mata Cacing Tanah. Disana dia berada seperti di kegelapan, dengan suara berdentum yang berirama, serta berbau biologis. Dia merasa sadar, tapi kesadaran tanpa memori atau identitas. Dia tak mempunyai tubuh karena seolah merupakan bagian dari seluruh yang ada di dalam alam tersebut. Waktu juga tidak bisa ditentukan saat disana.

Setelah melewati alam kegelapan itu Eben dibawa ke sebuah tempat yang sangat indah yang disebut gerbang oleh sesuatu yang memancarkan cahaya putih emas. Dia melewati lorong bercahaya dan seperti terbang diatas pemandangan yang sangat indah. Dibawahnya terdapat alam pedesaan yang sangat nyata terasa. Dia juga mendengar suara yang begitu merdu sehingga membuatnya merasa damai. Disampingnya ada seorang gadis cantik yang ikut terbang bersamanya dan memberikan tiga buah pesan yaitu “kau dikasihi dan sangat berharga, tidak ada yang perlu kau takutkan, serta kau tidak bisa berbuat salah.”

Selanjutnya Eben dibawa ke alam ketiga yang lebih tinggi disebut Inti ditemani bola transparan yang berkilauan. Dia melewati sebuah lubang besar yang gelap namun juga menentramkan. Di sana setiap pertanyaan yang dia miliki langsung diberikan jawabannya tidak melalui bahasa namun melalui wawasan yang langsung diterimanya. Dia seperti bertemu dengan Tuhan yang mana dia merupakan bagian dari Tuhan itu sendiri. Di sini dia diberitahukan bahwa semesta tidak hanya satu, melainkan sangat banyak, dan kasih sayang ada di pusat semua semesta itu. Kejahatan pasti ada untuk pertumbuhan, tapi jumlahnya jauh lebih kecil dari kebaikan. Dia juga ditunjukkan bahwa banyak entitas lain di semesta ini selain manusia yang kita ketahui.

Selama Eben berada di tempat spiritual tersebut dia terus berpindah tempat dari pandangan mata cacing tanah, gerbang dan inti hanya dengan memikirkannya. Banyak wawasan tiba-tiba meresap dalam dirinya. Dan dia menyadari bahwa kasih tak bersyarat serta penerimaan yang dia alami adalah sesuatu paling penting yang ia dapatkan. Serta bahwa kita adalah satu dengan Tuhan dan tidak terpisahkan.

Ada sekilas cerita yang menggambarkan tentang pergumulan batin dalam diri Eben, yaitu saat dia menyadari bahwa dia adalah anak adopsi dalam keluarnya. Walaupun dia dibesarkan dengan penuh kasih sayang namun tetap saja dia merindukan kedua orang tua kandungnya yang tidak bisa merawatnya karena saat itu mereka masih sangat muda. Keadaan itu membuatnya merasa tidak dikasihi termasuk merusak pandangannya terhadap Tuhan. Lama setelah itu saat dia berhasil menemukan dan menjalin kembali hubungan baik dengan orang tua kandungnya namun tetap tidak bisa merubah kepercayaannya terhadap ada sosok Tuhan yang penuh cinta kasih.

Eben sadar dari mati surinya pada hari ketujuh. Diceritakan habwa dia ditarik keluar dari alam itu oleh bayangan orang-orang yang dicintainya, termasuk keluarganya. Seiring berjalannya waktu kondisi fisik dan kesadarannya membaik hingga dia mencoba mempelajari pengalaman apa yang ia alami selama ia di alam baka tersebut. Dan berbagai pengalaman itu mampu merubah seluruh pandangan yang dia miliki sebelumnya.
Pada akhir dari buku ini Eben memaparkan beberapa teori ilmiahnya yang menyatakan tentang kejadian mati suri yang ia alami. Namun dari pengalaman yang ia alami tersebut ia mempercayai bahwa ada suatu alam spiritual dimana diri spiritual kita lebih nyata daripada apa pun yang kita rasakan di dunia fisik ini, dan memiliki koneksi surgawi dengan kasih Sang Pencipta yang tak terbatas.


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Aku merasa begitu melankoli malam ini. Duduk di antara teman-teman melihat orang silih ganti berdatangan meminta bantuan tak peduli di tengah malam yang penuh penantian. Ragaku disini tapi pikiranku jauh melayang. Membayangkan tahun-tahun yang telah terlewati, membawa kenangan hingga akhirnya aku berada pada detik ini, saat ini. Tentang eksistensiku sebagai manusia yang mencari makna. Di sekitarku ramai tapi aku merasa sepi, jauh di dalam aku seperti merindukan sesuatu. Entahlah aku tak tahu apa itu.

Banyak orang melewati pergantian tahun dengan berbagai cara masing-masing. Ada yang berkumpul bersama keluarga, teman atau orang lain yang mereka cinta. Terjaga semalaman menikmati kembang api, makan bersama atau hanya sekadar bercerita. Menghayal tentang mimpi-mimpi yang ingin dicapai di tahun mendatang, resolusi begitu orang menyebutnya. Ada yang bercita menikah, membangun keluarga, membeli rumah atau mobil baru, atau ingin segera terlepas dari kesedihan yang lalu. Sementara aku, melewati malam di tempat yang remang dan dingin ini, bersama kesedihan tanpa etiologi ini.

Aku terkadang miris melihat orang-orang yang merasa begitu harus meluapkan semuanya di malam ini seperti dengan mabuk-mabukan, joged di jalanan hingga pagi menjelang. Seolah hari ini memang harus dinikmati dengan cara begitu. Maksudku kenapa mereka begitu merayakannya? Apa karena kita berhasil melewati tahun yang sudah lalu? Toh kalau kita hanya diam saja tahun tetap akan berganti. Tak ada yang bisa menghentikan kuasa waktu. Jadi tak perlu terlalu berlebihan begitu.

Ah aku kembali merasa skeptis terhadap orang-orang. Sementara aku disini merasa tidak mengetahui apa yang benar-benar ingin aku lakukan. Tahun terus berganti hingga detik ini, berbagai resolusi dan mimpi terus terpatri dalam tulisan. Ada yang terwujud ada yang hanya sekadar peringatan. Setelah semua itu lalu apa? Aku bahkan tak tau apa yang benar aku inginkan. Aku ragu dengan semua yang ingin ku capai itu.

Belakangan ini aku lebih banyak diam. Membiarkan diriku terbawa dalam hari-hari yang tak kunjung datang. Tentang diriku yang lebih berani memandang dunia. Tentang aku yang memiliki cita-cita, bahwa aku ingin memiliki hidup yang bermakna.
Selamat datang hari yang baru.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Aku menjadi saksi
Tentang seorang ayah yang pulang ke rumah dengan perasaan bangga membawa sebungkus lauk untuk keluarga tercinta.
Tentang sepasang kekasih yang sedang kasmaran menikmati indahnya jingga di cakrawala sambil berbicara tentang rencana-rencana membangun sebuah rumah tangga.
Tentang anak kecil dengan wajah masam yang tak mau disuruh berhenti bermain bola oleh ibunya karena hari sudah petang.
Tentang sekawanan burung yang terbang meninggalkan tanah lapang munuju peraduan.
Tentang seorang pemuda yang berdiri di penghujung asa merasa seluruh hidupnya sia-sia semenjak ditinggal wanita.

Aku menjadi penantian
Bagi manusia yang lelah dan penat seharian terjerat dalam masalah-masalah pekerjaan.
Bagi orang tua renta dengan tubuhnya yang termakan usia hingga menghitung waktu yang masih tersisa.
Bagi pemudi frustasi yang tengah depresi mencoba mengumpulkan nyali untuk mengakhiri hari.
Bagi pekerja malam yang bersiap dengan dandanan berharap sedikit rejeki untuk makan.
Bagi harapan yang terus mencari jalan untuk membuat semua asa menjadi kenyataan bukan hanya menggantung di angan.

Aku menjadi yang dibenci
Oleh pasangan yang masih enggan saling meninggalkan di saat semua hal indah mulai muncul perlahan.
Oleh pedagang di pinggir jalan yang beranjak pergi meratapi jajaannya yang tak ada pembeli lagi.
Oleh orang pinggiran dengan listrik yang padam dan mereka tak mampu lagi melihat terang.
Oleh semua insan yang membenci kenyataan karena senja selalu mengajarkan tentang kesadaran.

Namun aku tetaplah senja
Yang selalu menyimpan cerita bagi setiap jiwa yang rindu akan hangatnya siang sebelum harus meringkuk di antara dinginnya malam.
Yang selalu mampu menyihir mata dengan gradasi warna hingga setiap insan merasakan betapa indahnya semesta.
Yang selalu mampu mengubah tawa menjadi air mata atau mengubah duka menjadi suka cita.
Dan yang selalu mampu mengubah setiap kejadian manis, pahit, susah, senang menjadi lembaran-lembaran kenangan dalam ingatan.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Saya Wirga Wirgunatha, hanya seorang manusia yang ingin membagikan pemikiran melalui sebuah tulisan. Memiliki ketertarikan terhadap alam dan kehidupan.

Follow Me

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

recent posts

Blog Archive

  • September 2019 (2)
  • Agustus 2019 (9)
  • Mei 2019 (4)
  • April 2019 (15)
  • Maret 2019 (28)
  • Februari 2019 (3)
  • Januari 2019 (3)
  • November 2018 (6)
  • Agustus 2018 (1)
  • Juli 2018 (1)
  • Mei 2017 (1)
  • Januari 2017 (2)
  • Desember 2016 (5)
  • November 2016 (4)
  • Oktober 2016 (2)
  • September 2016 (1)
  • Agustus 2016 (5)
  • Juli 2016 (5)
  • Januari 2016 (1)
Diberdayakan oleh Blogger.

Label Cloud

  • Artikel
  • Buku
  • Cerpen
  • Coretan
  • Puisi

Popular Posts

  • Cinta dan Sampah Plastik
    Hari ini aku baru saja mendengarkan ceramah yang menggebu-gebu dari seorang aktivis kampus. Di kampusku sedang ada ada acara bertajuk ...
  • Puisi - Aku Mencari
    Aku mencari kedamaian dari kumpulan kata Cerita sebagai pelipur derita Pada kutipan Pada sajak Pada pusi Namun tak juga ku...
  • Dengarkanlah - Reza A.A. Wattimena
    Secangkir teh. Seorang Zen Master menerima kunjungan dari profesor. Ia ingin belajar tentang Zen. Zen Master menawarkan teh dengan sop...
  • Cerpen - Siklus Waktu
    Aku adalah anak perempuan semata wayang. Hal tersebut membuat kedua orang tuaku membesarkanku dengan penuh kasih sayang. Waktu berlalu, ...
  • Pria Bali
    Saat itu aku sedang mendengar keluhan seorang bapak yang mungkin usianya menginjak enam puluhan tahun itu. Dari catatan kesehatannya dia...

Quotes

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates