Buku - Proof of Heaven

by - Januari 24, 2019


Sebagian besar dari kita sering melontarkan pertanyaan tentang apa yang terjadi setelah kematian namun belum pernah mendapat jawaban yang memuaskan. Ada kepercayaan yang meyakini bahwa setelah kematian jiwa kita akan menuju ke alam yang lebih tinggi yang disebut alam spiritual namun ada pula yang tidak mempercayainya. Kita tidak akan mempercayai sesuatu yang tidak kita alami. Begitu pula yang dirasakan oleh Eben Alexander seorang dokter bedah saraf dari Virginia, Amerika yang mengalami mati suri selama satu minggu dan membawanya pada sebuah pengalaman spiritual hingga merubah seluruh cara pandangnya terhadap dunia. Sebagai seorang dokter yang berpandangan ilmiah tentunya sulit baginya untuk mempercayai hal yang berbau mistis namun pengalamannya berada di alam yang berbeda tersebut membuatnya sadar bahwa ada hal lain di luar alam material yang kita jalani ini.

Dalam buku yang sangat mengesankan ini digambarkan beberapa kepingan cerita yaitu bagaimana masa lalu Eben Alexander saat masih kecil hingga dia menjadi seorang dokter, lalu apa yang terjadi pada tubuh fisiknya saat dia mengalami koma dan bagaimana dukungan dari seluruh anggota keluaranya, serta apa yang dia temui saat berada di alam baka sana. Pengalaman ini dimulai pada saat suatu hari Eben tiba-tiba mengalami koma setelah terkena infeksi meningitis bakteri E.coli (penyakit yang sangat jarang). Dia awalnya mengalami nyeri yang begitu hebat, kejang-kejang dan akhirnya tidak sadarkan diri.

Eben menceritakan bahwa alam spiritual yang ia temui terdiri dari beberapa bagian. Yang pertama ia menyebutnya Pandangan Mata Cacing Tanah. Disana dia berada seperti di kegelapan, dengan suara berdentum yang berirama, serta berbau biologis. Dia merasa sadar, tapi kesadaran tanpa memori atau identitas. Dia tak mempunyai tubuh karena seolah merupakan bagian dari seluruh yang ada di dalam alam tersebut. Waktu juga tidak bisa ditentukan saat disana.

Setelah melewati alam kegelapan itu Eben dibawa ke sebuah tempat yang sangat indah yang disebut gerbang oleh sesuatu yang memancarkan cahaya putih emas. Dia melewati lorong bercahaya dan seperti terbang diatas pemandangan yang sangat indah. Dibawahnya terdapat alam pedesaan yang sangat nyata terasa. Dia juga mendengar suara yang begitu merdu sehingga membuatnya merasa damai. Disampingnya ada seorang gadis cantik yang ikut terbang bersamanya dan memberikan tiga buah pesan yaitu “kau dikasihi dan sangat berharga, tidak ada yang perlu kau takutkan, serta kau tidak bisa berbuat salah.”

Selanjutnya Eben dibawa ke alam ketiga yang lebih tinggi disebut Inti ditemani bola transparan yang berkilauan. Dia melewati sebuah lubang besar yang gelap namun juga menentramkan. Di sana setiap pertanyaan yang dia miliki langsung diberikan jawabannya tidak melalui bahasa namun melalui wawasan yang langsung diterimanya. Dia seperti bertemu dengan Tuhan yang mana dia merupakan bagian dari Tuhan itu sendiri. Di sini dia diberitahukan bahwa semesta tidak hanya satu, melainkan sangat banyak, dan kasih sayang ada di pusat semua semesta itu. Kejahatan pasti ada untuk pertumbuhan, tapi jumlahnya jauh lebih kecil dari kebaikan. Dia juga ditunjukkan bahwa banyak entitas lain di semesta ini selain manusia yang kita ketahui.

Selama Eben berada di tempat spiritual tersebut dia terus berpindah tempat dari pandangan mata cacing tanah, gerbang dan inti hanya dengan memikirkannya. Banyak wawasan tiba-tiba meresap dalam dirinya. Dan dia menyadari bahwa kasih tak bersyarat serta penerimaan yang dia alami adalah sesuatu paling penting yang ia dapatkan. Serta bahwa kita adalah satu dengan Tuhan dan tidak terpisahkan.

Ada sekilas cerita yang menggambarkan tentang pergumulan batin dalam diri Eben, yaitu saat dia menyadari bahwa dia adalah anak adopsi dalam keluarnya. Walaupun dia dibesarkan dengan penuh kasih sayang namun tetap saja dia merindukan kedua orang tua kandungnya yang tidak bisa merawatnya karena saat itu mereka masih sangat muda. Keadaan itu membuatnya merasa tidak dikasihi termasuk merusak pandangannya terhadap Tuhan. Lama setelah itu saat dia berhasil menemukan dan menjalin kembali hubungan baik dengan orang tua kandungnya namun tetap tidak bisa merubah kepercayaannya terhadap ada sosok Tuhan yang penuh cinta kasih.

Eben sadar dari mati surinya pada hari ketujuh. Diceritakan habwa dia ditarik keluar dari alam itu oleh bayangan orang-orang yang dicintainya, termasuk keluarganya. Seiring berjalannya waktu kondisi fisik dan kesadarannya membaik hingga dia mencoba mempelajari pengalaman apa yang ia alami selama ia di alam baka tersebut. Dan berbagai pengalaman itu mampu merubah seluruh pandangan yang dia miliki sebelumnya.
Pada akhir dari buku ini Eben memaparkan beberapa teori ilmiahnya yang menyatakan tentang kejadian mati suri yang ia alami. Namun dari pengalaman yang ia alami tersebut ia mempercayai bahwa ada suatu alam spiritual dimana diri spiritual kita lebih nyata daripada apa pun yang kita rasakan di dunia fisik ini, dan memiliki koneksi surgawi dengan kasih Sang Pencipta yang tak terbatas.


You May Also Like

0 comments