Buku - Men Coblong dan Koplak

by - Agustus 17, 2019


Aku menulis ini setelah menghadiri acara peluncuran buku kembar buncing “Men Coblong” dan “Koplak” karya Oka Rusmini. Seorang penulis berasal dari Bali yang telah melahirkan banyak buku dan mendapatkan berbagai penghargaan. Di acara tersebut aku mendengarkan tentang bagaimana dua buah karya ini tercipta oleh Oka Rusmini, dari dua narasumber yang membedah dengan dalam kedua isi buku tersebut.

Di buku “Men Coblong” diceritakan tentang kumpulan kegelisahan seorang ibu yang hidup di Bali pada masa sekarang, dengan berbagai perkembangan yang begitu pesat dan menimbulkan banyak permasalahan. Banyak realita kehidupan dan perkembangan itu yang menimbulkan dampak bagi manusia yang hidup di era kemajuan ini. Beberapa hal yang mengusik ketenangan seorang ibu seperti rasa pesimis terhadap negara dan pemerintah yang bukannya mensejahterakan warganya justru memberikan banyak aturan yang berbelit-belit. Juga tentang “esensi menjadi manusia modern itu ditunjukkan dengan eksis di media sosial”, dan tentang korupsi yang tidak pernah habis di negeri ini.

Buku “Men Coblong” merupakan sebuah fiksi karena karakter yang ditulis disana tidak nyata, walaupun sebenarnya menggambarkan seorang Oka Rusmini tersebut. Di buku ini terdapat beberapa esai yang membahas tentang bagaimana kehidupan dan kegelisahan sehari-hari dari Men Coblong.

Buku kedua yang berjudul “Koplak” menceritakan tentang seorang kepala desa yang sudah ditinggal oleh istrinya yang tidak merasa nyaman lagi melihat realita dunia sekarang ini, dimana orang-orang berlomba-lomba mencari jabatan demi uang dan kekuasaan. Dia merindukan suasana desa seperti dahulu yang penuh dengan ketenangan dan kedamaian tanpa banyak terusik dengan kenyataan dunia luar. Dia memiliki seorang putri bernama Ni Luh Putu Kemitir yang memiliki usaha makanan di kota. Namun karena kesenjangan yang begitu lebar antara dia yang masih terkesan kuno dengan anaknya yang telah mengenal dunia modern membuat banyak permasalahan dan kegelisahan muncul dalam diri Koplak.

Seiring berjalannya waktu, Koplak kembali bersaing memperebutkan posisi kepala desa dengan dua orang calon lainnya. Yang satu merupakan anak muda dengan pekerjaan yang sukses dan yang kedua seorang pria yang memiliki keahlian berbicara dan meyakinkan banyak orang-orang. Terheran-heran Koplak saat memikirkan bagaimana mungkin dua orang yang tidak pernah diam di desa tersebut mungkin bisa memimpin desanya. Sungguh kekuasaan dan uang mampu menggoda banyak orang untuk mendapatkannya.

Koplak melihat dunia sekarang penuh dengan kebohongan dan manipulasi. Banyak orang memalsukan diri hanya demi terlihat baik di mata orang lain. Menurut dia hidup itu sederhana, hidup di desa asal bisa makan saja sudah cukup. Tidak seperti orang sekarang yang mesti memiliki ini itu untuk dapat bahagia. Begitu juga dengan penampilan, sampai sekarang Koplak tidak masalah terlihat seperti orang kuno, dari pada memoles diri sedemikian rupa agar terlihat tampan. Koplak menjadi gambaran orang yang lurus, polos, bertolakbelakang dengan karakter orang jaman sekarang ini.

Setelah membaca kedua buku ini, aku tidak hanya terkesan denga isi bukunya, tapi juga dengan sosok Oka Rusmini. Beliau yang telah menulis sejak di bangku sekolah hingga menjadi seorang penulis dengan segudang prestasi seperti sekarang ini. Dan tips untuk menjadi seorang penulis ialah menulislah. Menulis saja dulu lalu dipikirkan isinya belakangan. Untuk menambah wawasan dalam menulis kita juga mesti banyak membaca. Salam literasi.

You May Also Like

1 comments

  1. numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    BalasHapus