Back to Nature
Kapan terakhir
kali kamu mengunjungi alam? Menikmati sejuknya udara pegunungan, memandangi
matahari tenggelam, kemah di dalam hutan, berpetualang ke tempat-tempat yang
belum terjamah, terpukau oleh danau, sungai, pantai, air terjun, atau lautan. Kita
kembali ke tempat kita berasal, tempat yang penuh dengan kehidupan, yaitu alam.
Alam kita katakan seperti
ibu kita, ibu pertiwi. Darinyalah kita bisa hidup, bernapas, berkembang dan
mencapai apa yang kita inginkan sampai sekarang. Alam menyediakan makanan,
pakaian, rumah dan semua bahan sebagai keberlangsungan hidup kita. Alam memberi
kita semua yang kita butuhkan, layaknya seorang ibu. Alam memberi kehangatan,
memberi kesejukan, memberi kehidupan.
Dalam perkembangan
kehidupan manusia, sayangnya kita tidak selalu mampu membalas kebaikan dari
alam. Bukannya berterima kasih dan menjaganya, kita malam memberi kehancuran
kepada ibu kita. Ketamakan manusia, rasa mementingkan diri sendiri, kurangnya
rasa peduli, membuat kita dengan seenaknya mengeksploitasi alam untuk memenuhi
keinginan kita.
Alam menjadi
rusak. Apa yang kita lihat dulu tidak bisa dilihat sekarang. Keindahan alam
yang dulu yang menjadi kebanggaan umat manusia, hilang bersama kisah-kisah
dongeng pengantar tidur di saat malam. Banyak satwa punah, banyak hutan hilang,
air mengering, salju menipis, alam menjadi panas, hanya karena ketamakan
manusia. Apakah ini yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita kelak?
Iya, tidak bisa
kita pungkiri memang banyak manusia yang memperlakukan alam semena-mena. Tanpa ampun,
tanpa kepedulian. Namun belakangan ini banyak juga yang peduli, muncul kelompok
pecinta alam, penggiat pelindung satwa, hukum ditegakkan, hanya demi
keberlangsungan alam. Kita kembali sadar akan peran dan posisi kita di alam
yang agung ini.
Setiap individu
memiliki peran dan tanggung jawab yang sama untuk turut dalam menjaga alam.
Karena apa yang kita perbuat sekarang, itulah yang akan kita wariskan bagi
kehidupan setelah kita kelak.
Kembali lagi ke
awal, kapan terakhir kali kita mengunjungi alam? Di jaman sekarang dimana hutan
telah menjadi gedung pencakar langit, sawah menjadi permukiman dan sungai mengering
atau tak terawat, kita melihat alam begitu suram, begitu kasihan. Tapi,
tentunya masih ada yang dapat kita nikmati, kita masih bisa memilih mencitai
alam lagi.
Maka kini saatnya
mengunjungi ibu kita. Tinggalkan semua hiruk pikuk kota, kemas barang bawaan
kita dan mari mengunjungi alam. Mari kita mendaki gunung, kemah di hutan,
bercengkerama dengan binatang, ke sawah, sungaii, danau, lautan, pantai, atau
mengunjungi tempat-tempat yang belum terjamah. Mari kita menikmati alam.
Seperti layaknya
mengunjungi ibu, ada ketenangan yang muncul dalam diri. Seperti kita kembali ke
tempat kita berasal. Ada kedamaian yang muncul kepermukaan, dan kita merasa
kembali ke jati diri bahwa kita bagian dari alam. Kita akan menyadari bahwa
diri ini bukanlah siapa-siapa. Kita hanya bagian kecil dari alam yang begitu
luasnya ini.
Saat mengunjungi
alam kita merasa hidup, energi alam akan mengalir di dalam diri dan menjadi
satu. Kita akan merasa hidup.
0 comments