Back to Nature

by - Desember 02, 2016

Kapan terakhir kali kamu mengunjungi alam? Menikmati sejuknya udara pegunungan, memandangi matahari tenggelam, kemah di dalam hutan, berpetualang ke tempat-tempat yang belum terjamah, terpukau oleh danau, sungai, pantai, air terjun, atau lautan. Kita kembali ke tempat kita berasal, tempat yang penuh dengan kehidupan, yaitu alam.

Alam kita katakan seperti ibu kita, ibu pertiwi. Darinyalah kita bisa hidup, bernapas, berkembang dan mencapai apa yang kita inginkan sampai sekarang. Alam menyediakan makanan, pakaian, rumah dan semua bahan sebagai keberlangsungan hidup kita. Alam memberi kita semua yang kita butuhkan, layaknya seorang ibu. Alam memberi kehangatan, memberi kesejukan, memberi kehidupan.

Dalam perkembangan kehidupan manusia, sayangnya kita tidak selalu mampu membalas kebaikan dari alam. Bukannya berterima kasih dan menjaganya, kita malam memberi kehancuran kepada ibu kita. Ketamakan manusia, rasa mementingkan diri sendiri, kurangnya rasa peduli, membuat kita dengan seenaknya mengeksploitasi alam untuk memenuhi keinginan kita.

Alam menjadi rusak. Apa yang kita lihat dulu tidak bisa dilihat sekarang. Keindahan alam yang dulu yang menjadi kebanggaan umat manusia, hilang bersama kisah-kisah dongeng pengantar tidur di saat malam. Banyak satwa punah, banyak hutan hilang, air mengering, salju menipis, alam menjadi panas, hanya karena ketamakan manusia. Apakah ini yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita kelak?

Iya, tidak bisa kita pungkiri memang banyak manusia yang memperlakukan alam semena-mena. Tanpa ampun, tanpa kepedulian. Namun belakangan ini banyak juga yang peduli, muncul kelompok pecinta alam, penggiat pelindung satwa, hukum ditegakkan, hanya demi keberlangsungan alam. Kita kembali sadar akan peran dan posisi kita di alam yang agung ini.

Setiap individu memiliki peran dan tanggung jawab yang sama untuk turut dalam menjaga alam. Karena apa yang kita perbuat sekarang, itulah yang akan kita wariskan bagi kehidupan setelah kita kelak.

Kembali lagi ke awal, kapan terakhir kali kita mengunjungi alam? Di jaman sekarang dimana hutan telah menjadi gedung pencakar langit, sawah menjadi permukiman dan sungai mengering atau tak terawat, kita melihat alam begitu suram, begitu kasihan. Tapi, tentunya masih ada yang dapat kita nikmati, kita masih bisa memilih mencitai alam lagi.

Maka kini saatnya mengunjungi ibu kita. Tinggalkan semua hiruk pikuk kota, kemas barang bawaan kita dan mari mengunjungi alam. Mari kita mendaki gunung, kemah di hutan, bercengkerama dengan binatang, ke sawah, sungaii, danau, lautan, pantai, atau mengunjungi tempat-tempat yang belum terjamah. Mari kita menikmati alam.

Seperti layaknya mengunjungi ibu, ada ketenangan yang muncul dalam diri. Seperti kita kembali ke tempat kita berasal. Ada kedamaian yang muncul kepermukaan, dan kita merasa kembali ke jati diri bahwa kita bagian dari alam. Kita akan menyadari bahwa diri ini bukanlah siapa-siapa. Kita hanya bagian kecil dari alam yang begitu luasnya ini.

Saat mengunjungi alam kita merasa hidup, energi alam akan mengalir di dalam diri dan menjadi satu. Kita akan merasa hidup.

You May Also Like

0 comments