Unperfect
Akhirnya aku menulis lagi
setelah beberapa hari ini vakum karena kondisi tubuhku sedang tidak baik, atau benarkah
begitu? Mungkin saja karena aku sempat tidak menulis selama dua hari yang
membuatku susah untuk mulai menulis kembali. Rasanya dibutuhkan usaha lebih
untuk memaksakan jari menulis lagi lembaran demi lembaran agar menghasilkan
suatu karya.
Saat melihat tulisanku dibulan
lalu, aku merasa gagal karena tidak mampu menulis setiap hari. Aku hanya
menghasilkan 28 dari 31 jumlah hari yang ada. Hal ini membuatku terpuruk dan
seperti tidak berusaha maksimal dalam mewujudkan targetku. Aku merasa gagal
karena tidak berhasil menulis lagi selama tiga hari tersebut. Tiga buah karya
yang seharusnya bisa aku usahakan lebih untuk mewujudkannya. Rasa sedih ini
membuatku semakin tidak percaya pada kemampuanku sendiri.
Lama aku memkirkan hal ini
sampai akhirnya aku teringat pada sebuah cerita yang disampaikan Ajahn Brahm
dalam “Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya”. Disana diceritakan tentang
seseorang yang membangun tembok yang terdiri dari seratus buah batu bata.
Tembok tersebut terlihat indah dan sempurna, hanya saja terdapat dua buah batu
bata yang mengalami kecacatan. Orang tersebut sedih memikirkan dua buah batu bata
yang cacat tersebut dan dia merasa gagal dalam membangun tembok itu. Namun
seorang biksu menyadarkannya bahwa dari pada bersedih melihat dua buah bata
yang gagal, lebih baik fokus pada 98 buah batu bata lainnya yang sempurna
diletakkan. Kita bisa memilih untuk bersyukur atas hal baik yang ada ketimbang
bersedih meratapi sesuatu yang buruk.
Saat itu aku sadar, begitu
juga dengan kasusku ini. Dari pada bersedih atas tiga buah karya yang belum aku
tulis, lebih baik aku bersyukur atas 28 karya lainnya. Aku telah menulis 28
karya selama satu bulan dan itu terasa membahagiakan. Sungguh tidak pernah aku
berusaha sampai sejauh ini, dan hal itu patut untuk dibanggakan. Aku bisa
memilih untuk melihat keberhasilanku menulis 28 karya ketimbang bersedih karena
tidak bisa menulis lagi tiga karya.
Begitu pula tentang banyak hal
dalam kehidupan kita. Sesuatu yang baik dan buruk datang silih berganti. Dalam
hal baik terdapat hal buruk dan begitu juga sebaliknya. Kita bisa memilih untuk
meratapi setiap kesedihan atau memlih untuk mencari hal baik dalam setiap hal
buruk, itu semua tergantung dari diri kita.
0 comments