Past
Bagaimana aku bisa
melangkah ke depan jika satu kakiku masih menapak di belakang,
Bagaimana aku bisa
fokus ke depan jika satu mataku masih menatap ke belakang,
Bagaimana aku bisa
meraih masa depan jika satu tanganku masih menggenggam masa lalu.
Ya, aku masih
hidup di masa lalu.
Masa lalu. Begitu manis
rasanya saat mengingat masa lalu. Membayangkan masa-masa indah bersama
seseorang. Aku sering terbawa ke masa lalu, memikirkan saat-saat manis dalam
hidupku. Aku merasa bahagia dan seperti ingin mengulanginya.
Di saat sendiri,
pikiranku sering terbawa ke masa lalu. Memikirkan tentang saat indah
bersamanya, saat aku mengejar cinta, saat diriku berbunga-bunga dan dunia hanya
milik berdua. Seakan aku ingin selalu berada di masa itu.
Memikirkan tentang
keluarga, dimana kenhangatan masih sangat terasa. Hidup satu rumah bersama,
dengan saudara, orang tua. Tapi sekarang semua sudah hidup berpisah. Aku dan
saudara harus pergi untuk melanjutkan pendidikan. Kelak mungkin kita harus
berpisah lebih jauh, membangun keluarga sendiri-sendiri. Masa-masa kecil,
bermain bersama saudara, merengek pada orang tua. Dan kenangan indah lainnya.
Tentang sekolah, teman,
sahabat, orang-orang yang begitu manis padaku. Kita menikmati petualangan yang
begitu indah, jalan-jalan, menginap bersama. Kenangan yang sangat indah
pikirku.
Hatiku tergetar
setiap aku membayangkan tentang masa lalu. Namun masa lalu tentunya tidak hanya
tentang hal indah, ada pula hal buruk disana. Tentang penghianatan, kegagalan,
ditinggalkan, dan lainnya. kenangan buruk itu sudah jauh terkubur dalam diriku.
Terkadang kenangan
itu muncul dalam bentuk penyesalan. Iya ada banyak kesalahan yang aku buat di
masa lalu, dan terkadang ingin rasanya memperbaikinya. Rasa sesal yang menghantui
sungguh menyesakkan dada, menetap disana.
Pernah aku mencoba
mengabaikan masa lalu, mencoba lari darinya. Setiap saat kenangan itu muncul,
aku mencoba mengenyahkannya. Namun hal ini seperti menipu diri sendiri, hal itu
justru membuat kenangan itu terus dan terus muncul, bahkan dengan perasaan yang
semakin dalam. Dan akhirnya aku menyerah, aku kembali larut dalam kenangan.
Hingga akhirnya
aku menyadari, kita memang tidak dapat mengabaikan masa lalu, pun kita juga
tidak boleh terus menatap masa lalu. Kita tidak akan bisa hidup di masa depan,
bahkan di masa sekarang jika kita terus memikirkan masa lalu.
Semua yang berlalu
biarlah berlalu, jadikan itu sebagai kenangan dan pelajaran. Tidak apa jika
suatu saat kita terbawa ke masa lalu, emosi kita terkuras dan diri melayang. Namun
selalulah ingat, bahwa kita hidup di masa ini. Kita hidup sekarang. Lihatlah orang-orang
dan lingkungan di sekitar kita, lihatlah diri kita. Ada begitu banyak hal yang
masih dapat kita lakukan dan perjuangkan. Hiduplah kawan.
0 comments