Past

by - November 28, 2016

Bagaimana aku bisa melangkah ke depan jika satu kakiku masih menapak di belakang,
Bagaimana aku bisa fokus ke depan jika satu mataku masih menatap ke belakang,
Bagaimana aku bisa meraih masa depan jika satu tanganku masih menggenggam masa lalu.
Ya, aku masih hidup di masa lalu.

Masa lalu. Begitu manis rasanya saat mengingat masa lalu. Membayangkan masa-masa indah bersama seseorang. Aku sering terbawa ke masa lalu, memikirkan saat-saat manis dalam hidupku. Aku merasa bahagia dan seperti ingin mengulanginya.

Di saat sendiri, pikiranku sering terbawa ke masa lalu. Memikirkan tentang saat indah bersamanya, saat aku mengejar cinta, saat diriku berbunga-bunga dan dunia hanya milik berdua. Seakan aku ingin selalu berada di masa itu.

Memikirkan tentang keluarga, dimana kenhangatan masih sangat terasa. Hidup satu rumah bersama, dengan saudara, orang tua. Tapi sekarang semua sudah hidup berpisah. Aku dan saudara harus pergi untuk melanjutkan pendidikan. Kelak mungkin kita harus berpisah lebih jauh, membangun keluarga sendiri-sendiri. Masa-masa kecil, bermain bersama saudara, merengek pada orang tua. Dan kenangan indah lainnya.

Tentang sekolah, teman, sahabat, orang-orang yang begitu manis padaku. Kita menikmati petualangan yang begitu indah, jalan-jalan, menginap bersama. Kenangan yang sangat indah pikirku.

Hatiku tergetar setiap aku membayangkan tentang masa lalu. Namun masa lalu tentunya tidak hanya tentang hal indah, ada pula hal buruk disana. Tentang penghianatan, kegagalan, ditinggalkan, dan lainnya. kenangan buruk itu sudah jauh terkubur dalam diriku.

Terkadang kenangan itu muncul dalam bentuk penyesalan. Iya ada banyak kesalahan yang aku buat di masa lalu, dan terkadang ingin rasanya memperbaikinya. Rasa sesal yang menghantui sungguh menyesakkan dada, menetap disana.

Pernah aku mencoba mengabaikan masa lalu, mencoba lari darinya. Setiap saat kenangan itu muncul, aku mencoba mengenyahkannya. Namun hal ini seperti menipu diri sendiri, hal itu justru membuat kenangan itu terus dan terus muncul, bahkan dengan perasaan yang semakin dalam. Dan akhirnya aku menyerah, aku kembali larut dalam kenangan.

Hingga akhirnya aku menyadari, kita memang tidak dapat mengabaikan masa lalu, pun kita juga tidak boleh terus menatap masa lalu. Kita tidak akan bisa hidup di masa depan, bahkan di masa sekarang jika kita terus memikirkan masa lalu.


Semua yang berlalu biarlah berlalu, jadikan itu sebagai kenangan dan pelajaran. Tidak apa jika suatu saat kita terbawa ke masa lalu, emosi kita terkuras dan diri melayang. Namun selalulah ingat, bahwa kita hidup di masa ini. Kita hidup sekarang. Lihatlah orang-orang dan lingkungan di sekitar kita, lihatlah diri kita. Ada begitu banyak hal yang masih dapat kita lakukan dan perjuangkan. Hiduplah kawan.

You May Also Like

0 comments