Old

by - Maret 08, 2019


Siang itu hujan turun deras saat aku berkunjung ke rumah salah satu temanku. Saat sedang berbincang dengannya di kejauhan aku melihat sebuah pemandangan yang tak biasa. Seorang ibu sedang memarahi wanita tua yang adalah ibunya karena tidak mau makan. Aku mengenal wanita tua itu, dulu dia sering menyapaku setiap berkunjung ke rumah ini, dia dulu terlihat masih sangat berenergi. Namun sekarang yang terlihat hanya manusia ringkih, dengan kulit yang hanya membungkus tulang, tertatih walau hanya untuk berdiri. Bukan hanya fisik, hati dan mental juga terkuras habis, dia tidak bisa mengenal dan mengingat siapapun dan apapun. Dia bahkan tidak mengetahui kapan harus makan atau buang air besar. Aku melihat hanya sisa-sisa perjuangan untuk bertahan hidup walau hanya menunggu ajal menjemput. Di depanku terpampang jelas kondisi akhir seorang manusia sebelum meninggalkan dunia, yaitu usia tua.

Hujan masih tak kunjung reda juga seiring aku terbawa pada lamunan yang tak berkesudahan, hujan memang mampu membawa berbagai kenangan. Aku memikirkan tentang sebuah keniscayaan bahwa seseorang pasti akan tua suatu saat nanti. Dan semua kejayaan, kekayaan, dan kemewahan hanya akan tertinggal di belakang. Tak ada yang akan kita bawa nanti. Dan mungkin hanya ada penyesalan betapa kita tak memanfaatkan hidup dengan baik saat masih muda dulu. Usia tua tak mampu kita cegah karena waktu tak mampu berhenti.

Saat aku melihat pemandangan di depanku aku jadi teringat dengan kedua orang tuaku. Aku takut akan berlaku buruk juga kepada mereka kelak saat sudah menua nanti. Aku takut tak bisa memberikan kasih yang sama seperti saat mereka mengasuhku waktu kecil dahulu. Aku takut saat mereka sudah tak mengenaliku lagi, aku seolah juga tak mengenali mereka. Semua ketakutan ini terus aku renungkan hingga yang ada hanya penyesalan. Jangan sampai semuanya terlambat, walau tak bisa ku bendung, namun aku tak ingin mereka cepat menua sebelum bisa membalas kebaikan yang mereka limpahkan dahulu padaku.

Aku juga teringat dengan salah satu ucapan dosenku saat praktek dulu. Bahwa kita lebih mementingkan masa kecil, begining of life, kelahiran seseorang dan jarang memperhatikan masa tua. Saat seorang anak lahir kita begitu bahagia dan merayakan dengan mewahnya, memberikan penuh kasih sayang padanya. Namun saat orang tua kita semakin menua kita malah tidak memperhatikannya, tidak memberikan kasih sayang yang semestinya. Kita bahkan mengikuti kursus agar bisa mengurus bayi yang baru lahir namun tidak pernah belajar bagaimana cara merawat orang tua dengan seharusnya. Perkataan dosenku itu masih ku ingat sampai sekarang dan begitu miris mendengarnya.

Hujan mulai mereda begitu pula saat aku mampu melihat apa yang di depanku dengan lebih jelas. Wanita tua itu masih terduduk lemas dengan pandangan kosong, entah apa yang dipikirkan dan dirasakannya. Dan ibu di sebelahnya masih mencoba menyuapinya dengan sabar, ku lihat air matanya menetes, aku tahu ada rasa sayang yang besar dicurahkannya.

You May Also Like

0 comments