Old
Siang itu hujan turun deras saat
aku berkunjung ke rumah salah satu temanku. Saat sedang berbincang dengannya di
kejauhan aku melihat sebuah pemandangan yang tak biasa. Seorang ibu sedang
memarahi wanita tua yang adalah ibunya karena tidak mau makan. Aku mengenal
wanita tua itu, dulu dia sering menyapaku setiap berkunjung ke rumah ini, dia
dulu terlihat masih sangat berenergi. Namun sekarang yang terlihat hanya
manusia ringkih, dengan kulit yang hanya membungkus tulang, tertatih walau
hanya untuk berdiri. Bukan hanya fisik, hati dan mental juga terkuras habis,
dia tidak bisa mengenal dan mengingat siapapun dan apapun. Dia bahkan tidak
mengetahui kapan harus makan atau buang air besar. Aku melihat hanya sisa-sisa
perjuangan untuk bertahan hidup walau hanya menunggu ajal menjemput. Di depanku
terpampang jelas kondisi akhir seorang manusia sebelum meninggalkan dunia,
yaitu usia tua.
Hujan masih tak kunjung reda juga
seiring aku terbawa pada lamunan yang tak berkesudahan, hujan memang mampu
membawa berbagai kenangan. Aku memikirkan tentang sebuah keniscayaan bahwa
seseorang pasti akan tua suatu saat nanti. Dan semua kejayaan, kekayaan, dan
kemewahan hanya akan tertinggal di belakang. Tak ada yang akan kita bawa nanti.
Dan mungkin hanya ada penyesalan betapa kita tak memanfaatkan hidup dengan baik
saat masih muda dulu. Usia tua tak mampu kita cegah karena waktu tak mampu
berhenti.
Saat aku melihat pemandangan di
depanku aku jadi teringat dengan kedua orang tuaku. Aku takut akan berlaku
buruk juga kepada mereka kelak saat sudah menua nanti. Aku takut tak bisa
memberikan kasih yang sama seperti saat mereka mengasuhku waktu kecil dahulu.
Aku takut saat mereka sudah tak mengenaliku lagi, aku seolah juga tak mengenali
mereka. Semua ketakutan ini terus aku renungkan hingga yang ada hanya
penyesalan. Jangan sampai semuanya terlambat, walau tak bisa ku bendung, namun
aku tak ingin mereka cepat menua sebelum bisa membalas kebaikan yang mereka
limpahkan dahulu padaku.
Aku juga teringat dengan salah
satu ucapan dosenku saat praktek dulu. Bahwa kita lebih mementingkan masa
kecil, begining of life, kelahiran
seseorang dan jarang memperhatikan masa tua. Saat seorang anak lahir kita
begitu bahagia dan merayakan dengan mewahnya, memberikan penuh kasih sayang
padanya. Namun saat orang tua kita semakin menua kita malah tidak
memperhatikannya, tidak memberikan kasih sayang yang semestinya. Kita bahkan
mengikuti kursus agar bisa mengurus bayi yang baru lahir namun tidak pernah
belajar bagaimana cara merawat orang tua dengan seharusnya. Perkataan dosenku
itu masih ku ingat sampai sekarang dan begitu miris mendengarnya.
Hujan mulai mereda begitu pula
saat aku mampu melihat apa yang di depanku dengan lebih jelas. Wanita tua itu
masih terduduk lemas dengan pandangan kosong, entah apa yang dipikirkan dan
dirasakannya. Dan ibu di sebelahnya masih mencoba menyuapinya dengan sabar, ku
lihat air matanya menetes, aku tahu ada rasa sayang yang besar dicurahkannya.
0 comments