Mind

by - Maret 21, 2019


Sejak dulu kita percaya bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat pikiran yang kuat "Mens sana in corpore sano", sehingga kita diminta untuk menjaga kesehatan tubuh baik dengan olahraga teratur atau mengkonsumsi makanan yang sehat. Namun belakangan ini aku sering berpikir sebaliknya, di dalam pikiran yang sehat mungkin terdapat tubuh yang kuat. Karena mungkin saja kondisi tubuh yang tidak sehat atau penyakit fisik yang kita alami sekarang ini disebabkan juga oleh apa yang ada di pikiran kita.

Pada kehidupan sekarang, permasalahan datang dengan silih berganti baik di bidang ekonomi, pekerjaan, keluarga, sosial, dan aspek kehidupan lainnya. Apabila tidak mampu mengatasinya dengan baik dapat muncul kondisi pikiran yang tidak stabil seperti depresi, cemas, panik dan lain sebagainya. Dan hal ini apabila terjadi secara berkepanjangan aku pikir bisa memberikan dampak yang serius pada tubuh kita.

Misalkan seorang nenek yang tinggal seorang diri merasa sering sakit-sakitan mungkin saja bukan karena kondisi tubuh yang melemah melainkan karena kesedihan yang ia alami setelah ditinggalkan sendiri oleh anak-anaknya. Atau seorang anak yang daya tahan tubuhnya buruk dan mudah terserang sakit mungkin karena dia sering merasa cemas setelah setiap kali bersekolah dia dirundung oleh teman-temannya. Dan banyak lagi contoh lainnya yang bisa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin sumbernya ada di pikiran kita. Pikiran yang positif tidak hanya berpengaruh terhadap lingkungan kita namun mungkin saja juga berpengaruh terhadap apa yang ada di dalam diri kita.

Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh David R. Hamilton PhD, seorang ahli di bidang kimia, dimana dia menyampaikan bahwa banyak bukti yang menunjukkan pikiran berdampak pada tubuh. Pikiran kita memengaruhi tubuh kita saat ini, selama 24 jam sehari, 365 hari setahun. Seringkali kita hanya tidak memperhatikan.

Misalkan saat kita memikirkan seseorang yang menyebabkan kita stres maka kita akan menghasilkan zat kimia stres di otak dan juga meningkatkan kadar kortisol dan adrenalin dalam aliran darah yang menyebabkan peningkatan aliran darah ke otot-otot utama kita. Jika kita terus berpikir seperti ini secara konsisten, maka ada kemungkinan kita menghasilkan lebih banyak radikal bebas dan zat kimia yang menyebabkan inflamasi dalam aliran darah.

Atau saat kita sedang memikirkan seseorang yang kita cintai dan sayangi, maka kita akan menghasilkan zat kimia cinta di otak kita, yang melibatkan hormon dopamin, serotonin, morfin dan heroin natural di otak, yang dikenal sebagai opioid endogen, dan hormon cinta, oksitosin. Oksitosin juga akan diproduksi di seluruh tubuh dan dengan cepat melebarkan arteri serta menurunkan tekanan darah kita. Hormon ini disebut juga hormon 'pelindung jantung'. Hormon ini juga berperan penting dalam proses persalinan. Dengan berpikir positif secara konsisten, kadar oksitosin yang meningkat akan menetralisir radikal bebas dan inflamasi pada pembuluh darah kita.

Jadi  agar kita pahami bahwa kesehatan kita ini semua berhubungan dengan hal-hal yang ada di pikiran kita. Pikiran kita bukanlah sekadar instrumen impoten yang hanya menginterpretasikan dunia, tempat pikiran kita, niat, harapan, dan impian saja. Kita dapat menganggap pikiran kita sebagai kekuatan, karena itu benar-benar membawa efek ke seluruh tubuh kita.

Demikianlah ternyata sesuai dengan apapun yang ada di pikiran kita mampu mempengaruhi kesehatan fisik kita. Jadi dengan berpikir atau memiliki jiwa yang positif mampu menghindari kita dari berbagai penyakit di kemudian hari pula.

You May Also Like

0 comments