Dry

Awalnya aku berniat bertemu
mereka untuk saling bertukar cerita, berbagi rasa. Aku mencoba bertanya cerita yang
mungkin terlewatkan olehku. Aku ingin tahu tentang kehidupannya sekarang, hal
baik dan buruk yang ia lalui dan tentang apapun. Dulu biasanya kami sering
bercerita tentang hari-hari yang ia lalui, tentang orang menyebalkan yang ia
temui, tentang keluarganya, tentang pasangannya yang mulai menyebalkan, hingga
tentang game, komik yang kami sukai, film dan hal lainnya. Dengan satu teman
lainnya pula kami senang berbincang tentang wanita, tentang beberapa tokoh
dunia, tentang surga neraka, tentang kehidupan. Dan semua diakhiri dengan
tertawa bersama.
Namun semua ekspektasiku berubah
setelah bertemu dengan mereka. Kami berkumpul, namun mereka semua sibuk dengan
gadget mereka masing-masing, dengan dunia mayanya. Aku merasa bingung, di saat
ada orang nyata di sekitar kita mengapa kita malah sibuk dengan dunia sendiri.
Padahal kita juga dalam kondisi jarang bertemu. Sekali kita mengobrol, mereka
malah mengobrol tentang orang lain, tentang aib orang lain. Atau sekali mengobrol tentang kesusahan orang lain
lalu berpura peduli dan tentang kebahagiaan orang lain lalu berpura senang
juga. Miris. Bukan itu yang aku ingin dengar dari kalian, aku hanya ingin
mendengarkan cerita tentang kalian, tentang hari-hari kalian. Tertawa bersama
tentang hal-hal receh sekalipun.
Kemudian aku berpikir, ya waktu
sudah berubah tapi apakah itu harus merubah diri kita pula. Aku mungkin tak
bisa berharap mereka tetap menjadi orang yang sama. Tawa dahulu bisa jadi asing
sekarang. Aku merasa semakin jauh dengan diri mereka, entah karena jalan yang
kita pilih telah berbeda atau karena mereka memasang tameng di sekitar diri
mereka. Keduanya sama. Mungkin mereka lebih suka terlihat baik di luar padahal
kering di dalam.
Suatu hari aku pernah menulis, “hubungan
itu sama seperti tanah, saat dia kering maka akan mudah pecah, retak dan
terpisah. Berikan sedikit air padanya maka ia akan tetap menyatu”. Air itu bisa
ibarat kasih sayang, tawa, canda, perasaan saling mengasihi. Dan sekarang, aku
merasa air diantara kami sudah berkurang, hubungan ini mulai mengering.
Akhirnya aku mencoba menyamankan
diriku dengan pribadi mereka yang sekarang ini. Yang hanya ingin terlihat
baiknya saja, yang tak ingin diri mereka dimasuki lebih dalam lagi. Hal ini
membuatku merenung, apakah ini karena mereka tak mengganggapku teman seperti
yang sebelumnya, atau memang kehidupan orang sekarang ini yang membuat kita tak
ingin mengenal orang lebih dalam. Kita hanya mendengarkan cerita orang dengan
sekadar, menanggapi seadanya tanpa mencoba memahami lebih dalam.
Jika memang waktu mampu merubah
seseorang dan semua kemesraan dahulu telah menjadi semu. Biarlah mereka sadar,
bahwa ada beberapa orang yang sangat peduli pada mereka dan ingin mendengarkan
ceritanya dengan sungguh. Dan semoga mereka semua berbahagia.
0 comments